Perjalanan desain dan gaya huruf latin mulai diterapkan pada awal masa kejayaan kerajaan Romawi . Dalam sejarah perkembangan tipografi lahirnya desain dan gaya huruf banyak dipengaruhi oleh faktor budaya serta teknik pembuatannya.
Pada
kejayaan kerajaan Romawi di abad pertama
yang berhasil menaklukan Yunani, membawa peradaban baru dalam sejarah Barat
dengan diadaptasikanya kesusasteraan, kesenian, agama, serta alphabet Latin
hanya terdiri dari 21 huruf yaitu : A, B, C, D, E, F, G, H, I, J,K, L, M, N, O,
P, Q, R, S, T, V, dan X kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alphabet Latin
untuk mengakomodasi kan kata yang berasar dari bahasa Yunani.
Tiga
huruf tambhan J, U dan W dimasukan pada abad pertengahan, sehingga jumlah
keseluruhan alphabet Latin menjadi 26
Ada 15 jenis yang gaya huruf tetapi
tahukah kamu ada bebarapa yang kita sudah tidak asing lagi di dengar
ditelinga kita : berikut adalah jenis hurufnya
1. Roman
Square Capitals
Bangsa
romawi ini pada dalam masa kejayaannya banyak sekali membangun arsitek berupa
monument-monument yang berukirkan huruf-huruf. Ukiran huruf pada sebuah
monument memiliki keindahan rupa serta proporsi bentuk yang sangat baik.
Garis-garis sederhana yang terdapat pada bangunan Capitalis Monument terdiri dari bentuk geometric seperti kotak,
segitiga dan lingkaran. Huruf-huruf ini
dikenal sebagai jenis Square Capitals dan
merupakan cikal bakal dari huruf kapital yang digunakan sekarang.
2. Roman Scripts
Salah
satu gaya ini yang sangat penting ialah Capitalis
Quadrata yang banyak digunakan pada abad ke-2 hingga abad ke-5. Hal ini
dibuat dengan pena berujung datar, yang merupakan versi kaligrafi dari Squere Capitals. Huruf ini banyak
digunakan untuk naskah-naskah penting dan judul buku. Kontas yang kuat diantara
ketebalan strokes yang satu dengan yang lain merupakan ciri fisik dari
huruf-huruf Roman Scripts.
3. Unicial
Script
Dengan
runtuhnya kerajaan Romawi di abad ke-3 menyebabkan terbelahnya kerajaan Romawi
menjadi dua wilayah yaitu bagian timur dengan peradabannya Byzantium yang mapan dengan
ibukotanya Constantinopel dan bagian
barat terpecah menjadi bergai perkampungan kecil yang peradabannya hampir punah.
Pada abad pertengahan ini disebut Medieval
Era, sebagian besarnya masyarakat hidup dalam kemiskinan, buta huruf,
perdagangan lumpuh dan muncul feodalisme.
Walaupun
itu Medieval Era sering disebut juga
dengan sebutan abad kegelapan atau The
Dark Ages namun kegiatan perancangan huruf tidaklah berhenti, terutama
untuk kepentingan pembuatan buku-buk. Pada masa itu, biara-biara umat Nasrani
menjadi pusat kegiatan pendidikan kebudayaan. Untuk pengelamatan tulisan dan
naskah-naskah yang bernuasa keagamaan merupakan sumber inspirasi serta motivasi
utama dalam pengadaan dan pengembangan pembuatan buku-buku.
Pada
priode inilah terlahir bentuk dan gaya huruf Unicial Scripts dan Half
Uncial Script. Kedua huruf ini banyak sekali digunakan oleh gereja-gereja
pada abad ke-5 sampai pada abad ke-9, sehingga huruf-huruf ini Roman sudah
terlalu banyak digunakan pada masa-masa sebelumnya. Kata Unicial berasal dari satuan
ukuran tinggi atau inch bangsa Romawi yang disebut Unicia.
4. Half-Uncial
Scripts
Sering
disebut juga Semi-Uncial Script merupakan bentuk asli (prototype) dari
huruf kecil, yang tampil hampir bersamaan dengan Uncial Script di sekitar pada abad ke-4. Para penyalin huruf banyak
menggunakan huruf ini untuk membuat catatan-catatan pendek yang biasanya
dituliskan pada sebuah naskah. Ukuran tinggi Half-Uncial Script adalah setengah dari Uncial Script dengan memberikan banyak tekanan pada ascender dan descender.
5. Carolingian
Minuscule Scripts
Di
sekitaran abad ke-7, ketika Charlemagne
berkuasa menjadi pemimpin di
sentral Eropa, ia banyak menaruh perhatian pada bidang pendidikan dan kesenian.
Konon katanya, Charlemagne
tidak dapat membaca dan
menulis namun lewat gagasannya dibagun sebuah sekolah di istananya dimana
diajarkan cara menyalin dan memproduksi naskah-naskah yang kelak menjadi sumber
lahirnya kembali ilmu pengetahuan dan kesenian. Dan terjadilah pada masa itu, para
penyalin huruf memiliki kualitas keterampilan yang sangat buruk. Banyak sekali
naskah yang sulit dibaca. Untuk mengurangi permasalahan ini, Charlemagne mengangkat Alcuin of Youk seorang
budayawan dari inggris sebagai penasihatnya untuk menangani pengadaan buku-buku
serta pembuatan huruf . Kemudian Alcuin menciptakan suatu standarisasi untuk desain
tata letak serta gaya huruf baru yang kemudian dikenal dengan nama Carolingian Minuscule Script memiliki
beberapa ligatures, ascender dan descender serta mudah dibaca walaupun
ditulis dalam ukuran hurf yang kecil.
6. Angka
Arab
Bangsa
Romawi menulis angka dengan symbol dari huruf capital, seperti I, V, X, L, C, D
dan M. sekitar abad ke-7 bangsa Arab mendominasikan kepiawaian dalam ilmu
matematik. Sebelumnya, titik pokok dari kegiatan matematik berawal dari Mesir
ke Yunani kemudian Roma, India dan akhirnya masuk ke Arab. Baru kemudian di
sekitar abad ke-13, angka yang bentuk dasarnya berawal dari alphabet Arab
diterapkan ke dalam system alphabet Latin.
7. Gothic
Titik
puncak dari periodeini berlangsung antara abad ke-12 hingga abad ke-15 yang
dimotori oleh para humanis Itali di zaman Renaissance.
Periode ini ditandai dengan dimunculkannya kembali elemen-element klask ke
dalam perbendaharaan visual.
Untuk
cirinya huruf ini adalah dominasi garis-garis vertical yang sangat kuat serta
penggunaan ornament-ornament pada huruf inisial. Tulis ini secara umum sangat
dekoratif sukar untuk dibaca. Merupakan contoh peranan nilai estetik yanglebih
dominan disbanding nilai fungsionalnya. Seperti terlihat dari penamaan untuk
salah satu huruf ini yang disebut denga Textura.
8. Renaissance
Dalam
sebuah dunia seni, periode Renaissance berarti dengan kembalinya komponen klasik di
berbagai media. Kita Renaissance berarti
lahir kembali. Dalam dunia desain grafis lahirnya kembali kesusasteraan klasik
dikaitkan erat dengan perkataan-perkataan yang inovatif terhadap desain-desain
buku yang mencakup rancangan huruf, tataletak, illustrasi gambr, serta
ornament.
Pada
periode Renaissance alphabet latin
yang dalam bentuk Square Capitals, menjadi
subjek analisis para seniman dan ahli matematik. Mereka tidak menciptakan
bentuk-bentuk huruf, namun lebih kepada penemuan prinsip konstruksi huruf yang
dapat menjadi referensi penting bagi para perancang atau penyalin huruf. Pada
tahun 1463, Felice Feliciano merancang
Alphabetum Romanum, sebuah pola
konstruksi huruf dengan menggunakan bentuk bujur sangkar yang di dalam nya
terdapat sebuah lingkaran yang beraksis
pada persilangan dua garis diagonal. Pola konstruksi ini dapat mengontrol
setiap pengembangan komponen pada huruf yang keseluhurannya berbasis berbentuk
geometric.
9. Baroque
Script
Rancangan
huruf dalam periode ini pada abad ke-16 sampai dengan abad ke-17 memiliki
tendensi kepada seni kaligrafi. Desain huruf ini dipenuhi oleh hiasan serta
ornamen-ornamen dari kolaborasi gutaran-gutaran garis yang memberikan kesan
kemewahan.
10. Era
Revolusi Indrusti
Aktivitas
tradisional type foundry yang
menggabungkan pembuatan dan produksi huruf dengan tangan mulai punah dikarekan
tuntutan produksi yang membutuhkan waktu yang sangat cepat. Para spesialis
desain dan produksi didistribusikan menjadi dua kelompok, yaitu desain dan
produksi cetak.
Desain
grafis memegang peran penting dalam kegiatan pemasaran produk-produk yang
dihasilkan oleh berbagai pabrik dan industry. Billboard poster pada masa itu merupakan media penting dalam media
periklanan yang banyak sekali digunakan. Eksekusi gambar atau kata-kata
ditransformasikan kedalam bentuk abstrak visual yang lebih nyata dengan
proyeksi bentuk yang kuat dan ukuran yang sangat besar.
11. Art
Nouveau
Untuk
sebagai refensinya tulisan ini mengangkat dari alam dengan keindahan dan
harmoni berbasis pada bentuk-bentuk geometric yang alami. Art Nouveau diindetifikasikan secara visual dengan bentuk-bentuk
organic, yang menyerupai tanaman. Garis-garis hadir mendominasikan secara
ruang, sedangkan property visual yang lain seperti warna dan tekstur menjadi
minoritas. Ektensi ornament-ornament organic dalam desain huruf pada periode Art Nouveau tidak lagi menjadi penghias
saja, namun terintegrasi dalam struktur sebuah huruf.
12. Bauhaus
Sebuah
institusi seni di jerman bernama Das Staatliches Bauhaus Weimar mempunyai misi utama menciptakan
desain-desain dengan mengadaptasian yang lebih baik yang sesuai dengan
kenyataan industry baru dimana simplisitas dan fungsi lebih diutamakan. Salah
satu karya penting Bauhaus ini adalah
jenis huruf Universal yang diciptakan oleh Herbert Bayer pada tahun 1925.
13. Sans
Serif
Pada
awal abad ke-20 di Jerman, pencarian terhadap bentuk-bentuk huruf baru
merupakan simbolisasi penolakan terhadap gaya-gaya huruf lama (Blackletter ataupun seriftype) yang di anggap tidak lagi mewakili semangat modernisme.
Huruf sans-serif dianggap sebagai
pilihan sempurna karena lebih mudah dibaca dan dimengerti
Dua
jenis huruf ini yang pernah diciptakan sebelumnya dan sangat terkenal adalah Akzidens Grotesk, yang dibuat pada tahun 1898 oleh Berthold Foundry dan Venus yang di buat pada tahun 1970 oleh Stempl Foundry. Huruf san-serif yang paling
berpengaruh dalam abad ke-20 adalah Futura,
diciptakan oleh Paul
Renner padatahun 1927.
Menggunakan prinsip tiga komponen geometric yaitu kotak, lingkaran dan
segitiga. Futura merupakan huruf sans-serif pilihan para perancang di
sekitar tahun 1930.
14. Tipografi
Digital
Dengan kehadiran teknologi computer
memberikan sebuah solusi yang bersifat teknis bagi pengembang dunia tipografi.
Kecanggihan perangkat keras dan perangkat lunak telah memberikan banyak peluang
serta mempermudah pekerjaan para perancang huruf untuk mengeksplorasi
kemungkinan-kemungkinan baru dalam proses penciptaan desain huruf baru.
Esensi dari konsep tipograsi
digital adalah teknik skala scaling.
Huruf dapat dengan mudah diperbesar atau diperkecil pada layar monitor dengan
tampilan serta hasil pencetakan yang solid dengan kualitas ketajaman yang
sempurna. Huruf Bitmap font yang muncul di sekitar awal tahun 1980 dimiliki
kualitas output dengan resolusi tetap 72 dot
per inch (dpi) dalam ukuran tetap 12 pt . apabila huruf ini dicetak dengan
menggunakan printer yang memiliki resolusi 600 dpi, maka kualitas yang
dihasilkan akan tetap 72 dpi. Begitu pula apabila dengan huruf ukuran 12 pt
diperbesar menjadi 24 pt atau lebih akan terlihat bergerigi jaggies.
15. Post
Script
Menggunakan
metode Bezier Curves dengan minimum
pemakaian empat buah titik untuk menghasil kan sebuah garis lengkung yang
terdiri dari dua titik akhir dan dua titik control. Format Post Script dan True Type merupakan
jawaban dari permasalahan yang dimiliki oleh Bitmap fonts. Post Script dan True Type sering disebut juga sebagai
outline fonts atau scable fonts. Keduanya didiskripsikan secara matematik
dengan berbagai instruksi yang dapat mengaktifkan computer dan printer untuk
menggambar huruf dalam vevagai ukuran dan resolusi, yang membedakan antara Post Script dan True
Type adalah cara pembentukan garis-garis lengkung yang menggunakan beberapa
buah titik.
Terima kasih informasinya kak! Bermanfaat banget :)
BalasHapus