a. Periode Prasejarah
Unsur-unsur
atau pengaruh kebudayaan hindu/Buddha, islam dan barat belum sampai di
kepulauan Nusantara. Zaman ini memiliki ciri budaya yang paling tua dan murni.
Benda-benda bersejarah yang kemudian dikategorikan sebagai karya seni rupa pada
periode ini tidak jauh berbeda dengan bentuk karya seni rupa dari kebudayaan
prasejarah dibelahan dunia lainnya. Karya seni rupa yang dihasilkan pada
periode ini lukisan, bangunan megalit, seni patung/ arca dan seni kriya.
Pola
kehidupan dan system kepercayaan masyarakat yang hidup pada masa itu sangat
mempengaruhi bentuk-bentuk karya seni yang dihasilkannya. Benda-benda
prasejarah yang kemudian dikategorikan sebagai karya seni ini umumnya memiliki
nilai magis atau dibuat dengan landasan keyakinan terhadap kekuatan tertentu
yang ada diluar manusia animism dan dinamisme. Semakin unik atau besar
ukurannya semakin besar pula daya magis yang dimilikinya
Berdasarkan
jenisnya benda-benda karya seni rupa prasejarah ini dapat dikategorikann sebai
berikut :
·
Seni lukis
·
Bangunan megallitik
·
Seni patung/ arca
·
Senni kria
b.
Periode
Hindu- Budha
Pengaruh
yang datang berangsur-ansur deri Persia, Cina dan India secara perlahan di
adaptasi oleh masyarakat di kepulauan Nusantara. Secara positif sekitar abad 5
dapat dikatakan kebudayaan India telah masuk dan dan berasimilasi dengan kebudayaan
Nusantara. Pengaruh kebudayaan Hindu dan Buddha ini pengaruhnya meluas
kepulauann Nusantara kecuali di bagian wilayah Indonesia Timur. Periode ini
berlangsung antara abad 5 -15 M.
Benda-benda
yang dikategorikan karya seni rupa peninggalan dari zaman ini diantaranya seni
arsiterktur, seni patung. Arca, seni relief dan benda-benda kriya. Seni
Arsitektur mendominasi karya seni rupa penninggalan zaman ini terutama
bangunan-bangunan sacral seperti candi. Beberapa diantaranya sangat terkenal
seperti candi Prambanan dan brobudur di Jawa Tengah. Candi Borobudur bahkan
menjadi dalah satu dari “Tujuh Keajaiban Dunia”.
Berdasarkan
jenisnya dan benda-benda karya seni rupa yang
berkembang pada zaman Hindu-Buddha ini dapat dikategorikan berbagai
berikut :
·
Seni Arsitektur
·
Seni Relief
·
Seni Patung/ Arca
·
Seni Kriya
c.
Periode
Seni Rupa Islam
Benda-benda
yang dilategorikan karya seni rupa peninggalan dari zaman ini diantaranya seni
arsitektur, seni relief/hias ornament kaligrafi dan benda-benda kriya. Seni
Arsitektur peninggalan zaman ini terutama diantaranya bagunan-bangunan sacral
seperti masjid dan makam serta bangunan profane seperti istana. Selain
mengadaptasi kebudayaan Hindu dan Buddha, seni bangungan pada masa ini
dipengaruhi pula dengan bentuk-bentuk bangunan asli daerah. Sifat dari kebudayaan
Islam yang dibawa dan berkembang di kepulauan Nusantara ini menyebab kan
munculnya masjid agung dilinkungan pusat pemerintahan pada setiap daerah di
Indonesia merupakan pengaruh dari system pemerintahan yang di wariskan
kebudayaan Islam di Indonesia.
Seperti halnya zaman sebelumnya, pola
kehidupan dan system kepercayaan masyarakat yang hidup pada masa itu sangat
mempengaruhi bentuk-bentuk karya seni yang dihasilkannya. benda-benda budaya
yang kemudian dikategorikan sebagai kaya seni yang berkembang pada zaman ini
tidak hanya yang dimiliki nilai sacral atau dibuat dengan landasan keyakinan terhadap
agama atau penghormatan terhadap penguasa. Banyak benda-benda profane di buat
untuk keperluan sehari-hari. Keyakinan untuk berkembang menggambarkan makhluk
hidup pada kebudayaan Islam menyebabkan seni lukis dan patung tidak terlalu berkembang.
Kondisi ini justru menyebabkan seni relief dan ukir serta seni ornamintik yang
berlandaskan tulisan kaligrafi berkembang pesat. Benda-benda kriya seperti
Batik, wayang dan benda-benda pusaka berkembang pada masa ini.
Berdasarkan
jenis benda-benda karya seni rupa yang berkembang pada zaman Islam ini dapat
dikategori kan sebagai berikut :
·
Seni Arsitektur Seni Bangunan
·
Seni Kriya
·
Seni Kaligrafi
d.
Periode
Seni Rupa Baru
1. Masa Perintisan Raden Saleh
Periode
ini dinamai sesuai dengan nama tokoh berupa pada masa itu Raden Saleh Bustaman yang
dilahirkan di Terbaya, Semarang tahun 1807 dan wafat di Bogor pada tahun 1880. Raden Saleh dianggap
sebagai bapak seni rupa modern Indonesia kerna beliu dianggap orang Indonesia
pertama yang mendapatkan pendidikan dan berkarya seni rupa Modern. Raden Saleh menguasai teknik melukis realistis
naturalistis yang sangat mendetail sebagai warisan tradisi seni lukis Renaisan
Eropa pada sama itu.
2.
Periode
Indonesia Molek atau Mool Idie
Ciri khas karya pada periode ini sesuai
dengan namanya, menggambarkan pemandangan alam yang indah ini tidak hadir
begitu saja, tetapi dipengaruhi konsumen seni lukisan pada masa itu yang
menggemari lukisan alam pemandangan Nusantara. Ciri yang menyimpang dari masa
itu adalah yang dilakukan oleh Basuki
Abdullah putra dari Abdullah
Suryosubroto yang melukis manusia, hal yang baru dilakukan lagi oleh pelukis
pribumi sejak era Raden Saleh. Pada masa ini pula dikenal Rudolf Binet, pelukis
asal Nedeland yang banyak berjasa mengilhami pelukis dan seniman tradisional
Bali, memberikan warna modern pada karya-karya seni rupa Bali.
3.
Periode
setelah berdirinya persagi
Periode PERSAGI adalah masa dalam
perkembangan seni lukis Indonesia yang ditandai dengan berdirinya perkumpulan
persatuan Ahli Gambar Indonesia pada tanggal 23 Oktober 1938 yang didirikan
oleh Agus Djaya dan Sudjojono.
Berbeda dengan masa sebelumnya, era pelukis
PERSAGI ini seperti juga pengaruh perkembangan seni rupa di Eropa lebih
bersifat individual dengan menonjolkan ekspresi seniman secara peibadi.
Penggambaran objeknya tidak lagi melulu
melukiskan keindahan dengan gaya realis naturalis, tetapi cenderung impresif.
Pada masa ini mulai dikenal pelukis perempuan seperti Maryati Affandi dan Suleha Angkama.
4.
Periode
jaman pendudukan Jepang 1942-1945
Sesuai dengan namanya, periode ini
menunjukkan perkembangan atau aktivitas seni rupa di Indonesia sejak
pendudukan Jepang di tahun 1942 hingga
Proklamasi Kemerdekaan pada tahun 1945. Walaupun masa pendudukan Jepang ini
relative hanya sebentar, tetapi kesempatan yang diberikan pemerinah Penddukan
Jepang terhadap perkembangan kesenian di Indonesia. Salah satu dukungan
tersebut diantaranya dengan memberikan fasilitas kegiatan melukis dan pamerean
bagi seniman-seniman Indonesia yang di wadahi oleh Bagian Seni Rupa kantor
Keimin Bunka Shidoso (Pusat Kebudayaan).
5.
Periode
pendirian sanggar-sanggar 1945-1945
Corak dan gaya lukisan yang dihasilkan
seniman pada periode ini cukup bervariasi, warna-warna tradisi (motif-motif
dekoratif) yang bersumber dari kebudayaan local juga mewarnai bentuk dan gaya
lukisan yang dihasilkan seniman pada masa ini. Salah satu tema yang cukup
menonjol adalah tema-tema perjuangan.
6.
Periode
setelah 1950
Perkembangan ini semakin diperkuat dengan
berdirinya lembaga-lembaga pendidikan guru seni rupa ( Jurusan Pendidikan Seni
Rupa ) di seluruh IKIP di Indonesia. Melalui lembaga-lembaga pendidikan formil
ini konsep dan teknik berkarya seni rupa Modern dipelajari dan di
masyarakatkantermasuk mengembangkan jenis-jenis seni rupa lainnya seperti seni
patung dan seni grafis.
7.
Periode
Gerakan Seni Rupa Baru
Perkembangan ini sebenarnya tidak terjadi
begitu saja, perkembangan seni rupa ppasca modernime di Eropa dan Amerika
diduga mempengaruhi pemikiran dan konsep para perupa muda ini. Gerakan seni
rupa postmodern yang kemudian lebih di kenal dengan sebutan Seni Rupa
Kontemporer ini selanjutnya mewarnai karya-karya seni rupa di Indonesia.
Walaupun kurikulum pendidikan tinggi seni rupa hingga saat ini belum
mengadaptasi jenis kesenian ini, tetapi sebagai sebuah fenomena yang mendunia,
gerakan seni rupa Kontemporer telah menjadi bagian yang tidak terpisah dari
perkembangan seni rupa di Indonesia.
Seni rupa kontemporer tidak lagi mengenal
penggolongan jenis karya seni rupa seperti seni lukis, seni patung atau seni
grafis. Para penganut gerakan ini cenderung menggilongkan jenis karya seni rupa
pada dimensi kebentukannya saja seperti karya seni 2d, 3d atau multi dimensi.
Salah satu keunikan yang merupakan perkembangan termutakhir seni rupa
kontemporer di Indonesia adalah digunakannya teknologi informasi dan komunikasi
sebagai medium berkarya seni, sesuatu yang tidak mengkin ada pada periode atau
masa-masa sebelumnya. Pada periode terakhir ini kita menjumpai bentuk-bentuk
karya seni rupa yang unik perpaduan antara seni dan teknologi canggih seperti
Video art, web art, celluler art, dsb.
Komentar
Posting Komentar